RANGKAIAN PEMANAS FILAMEN
Rangkaian pemanas filament adalah suatu susunan rangkaian yang berfungsi untuk menghasilkan atau menyediakan electron- electron bebas guna keperluan terjadinya sinar- X.
Pada rangkaian pemanas filamen ini di dalamnya terdiri dari beberapa rangkaian diantaranya yaitu :
1. Rangkaian Stabilisator Tegangan
Rangkaian ini berfungsi untuk menstabilkan tegangan filament sehingga
pengaruh fluktuasi tegangan PLN tidak mengakibatkan terjadinya kerusakan
yang signifikan pada filament tabung rontgen.
2. Rangkaian Space Charge Compensator
Rangkaian ini berfungsi untuk mengkompensasikan arus tabung agar sesuai dengan yang di pilih meski terjadi perubahan tegangan tinggi pada tabung rontgen. Bagian ini terdiri dari VR berupa tap- tap (tahapan terminal) yang gerakannya dikopel dengan kV selector.
Artinya : Jika tegangan kV turun supaya mA tidak turun maka jumlah electron diperbanyak. Dengan cara :
o Jika tegangan kV di naikkan, maka kita harus menurunkan arus pamanas filament.
o Jika tegangan kV di turunkan, maka kita harus menaikkan arus pemanas filament.
Kenaikan tegangan akan mempengaruhi arus karena tegangan tinggi dipakai sebagai kekuatan untuk menarik electron, semakin kV naik kekuatan menarik electron semakin tinggi sehingga electron ditarik dengan kuat dan daya yang dihasilkan besar.
3. Rangkaian mA Control
Rangkaian ini berfungsi untuk mengatur arus pemanas filament yang kemudian akan digunakan sebagai penentu besarnya arus tabung yang akan digunakan.
Rangkaian ini terdiri dari : Tahanan atur atau Variabel Resistor yang akan disambung seri dengan space charge compensator.
mA Control
Cara kerja rangkaian :
o mA yang besar : Arus yang melalui tahanan (VR) harus diturunkan dihasilkan voltage drop yang kecil maka electron yang dihasilkan akan banyak.
o mA yang kecil : Arus yang melalui tahanan (VR) harus dinaikkan dihasilkan voltage drop yang besar maka electron yang dihasilkan sedikit.
4. Rangkaian Stand By Resistant
Rangkaian ini berfungsi untuk memberikan pemanasan awal pada filament pada tabung rontgen agar terjadi pemanasan pendahuluan sebelum pelaksanaan expose berlangsung sehingga filament tabung rontgen aman dan lebih awet.
Agar tetap dihasilkan nilai mA yang tinggi maka harus dipasang kontaktor supaya tidak terus menerus tertahan dan arus yang melalui filament tetap tinggi.
5. Rangkaian Filamen Limiter
Rangkaian ini berfungsi untuk membatasi mengalirnya arus pemanasan filament terutama pada pemilihan focus besar dan focus kecil harus dilengkapi filament limiter sendiri sehingga masing- masing filament tetap terjaga keamanannya.
o Pada small focus : Tahanan filament limiter besar, tahanan filament trafo kecil electron yang dihasilkan lebih sedikit.
o Pada Large focus : Voltage drop filament limiter kecil, tahanan filament trafo besar dan menghasilkan electron yang besar.
6. Transfomer Filamen
Untuk filament digunakan Transfomer jenis Step Down, Biasanya tegangan yang digunakan adalah tegangan 110 Volt menjadi 12 Volt atau 18 Volt tergantung dari spesifikasi tabung.
PEMBAHASAN RANGKAIAN PEMANAS FILAMEN SECARA PRAKTEK
Pada kenyataannya rangkaian pemanas filament terletak terpisah pada tiga tempat yang berbeda yaitu pada control table, pada HTT tank dan X- ray tube :
1. Yang terletak pada control table
- Stabilisator tegangan
- SCC (Space Charge Compensator)
- mA control
- SBR (Stand By Resistant)
- Filamen Limiter
2. Yang terletak pada HTT tank
- Transfomer Filamen
3. yang terletak pada X- ray tube
- Filamen
PROSES TROUBLESHOOTING
Pada pelaksanaan troubleshooting kelompok penulis lebih kepada percobaan dengan mengganti filament pada X- ray tube dengan sebuah lampu. Kemudian dilanjutkan dengan pengukuran tegangan pada kabel input pada filament, pengukuran input pada trafo filament yang terletak pada HTT tank yaitu pada T1 & T2, Kemudian dilanjutkan dengan pengukuran tegangan pada input power supply pada control table, dan dari ketiga pengukuran tersebut didapatkan tidak ada tegangan dan setelah ditelusuri ternyata output dari power supply yang menuju rangkaian pemanas filament tidak ada tegangan sehingga rangkaian pemanas filament, trafo filament, dan filament tidak mendapat tegangan sehingga proses percobaan tidak didapatkan hasil yang maksimal.
PROSEDUR PELAKSANAAN PRAKTEK
Langkah- langkah dalam troubleshooting rangkaian pemanas filament :
1. Sebelum melaksanakan troubleshooting maka kita harus mengetahui terlebih dahulu dimana saja letak bagian dari rangkaian pemanas filament berada.
2. nyalakan pesawat kemudian cek atau lihat apakah filament pada X- ray tube menyala atau tidak, yaitu dengan cara membuka kolimator. Apabila tidak maka lakukan simulasi dengan mengganti filament dengan lampu yang memilki input tegangan antara 12 – 18 Volt apabila lampu menyala mak yang mengalami kerusakan adalah filamennya.
3. apabila dalam simulasi menggunakan lampu, lampu tersebut tidak menyala maka cek tegangan pada output trafo filament yaitu cek pada ujung HT probe katoda, apabila tidak juga terdapat tegangan maka ukur tegangan pada input trafo filament yaitu pada T1 & T2 jika ada maka yang mengalami kerusakan adalah pada trafo filament.
4. apabila pada input trafo filament juga tidak terdapat tegangan maka ukur tegangan pada input rangkaian pemanas filament yaitu output dari power supply T1 & T2 yang terletak di control table, jika pada output power supply terdapat tegangan untuk rangakaian pemanas filament maka kerusakan terdapat pada rangkaian pemanas filament dan harus dilakukan troubleshooting yang lebih spesifik lagi untuk setiap bagian pada rangkaian pemanas filament tersebut.
Selasa, 09 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
4 komentar:
Mau tanya min, kalau untuk alat x ray konvensional control tablenya muncul error 24, menandakan kesalahan pada apa min
Mau tanya min, kalau untuk alat x ray konvensional control tablenya muncul error 24, menandakan kesalahan pada apa min
Klo boleh tau masalahnya apa mbak?
Klo boleh tau masalahnya apa mbak?
Posting Komentar