Jumat, 21 Januari 2011

Pemeriksaan CT Scan Orbita


Pemeriksaan CT Scan Orbita
Menurut Springer (1996), pada pemeriksaan CT Scan orbita dapat menggambarkan keakuratan struktur-struktur tulang orbita seperti pada muscles ophthalmic, bola mata, dan retroorbital fat.

Menurut Neseth (2000), Imejing dari orbita secara lengkap dibuat potongan axial dan coronal. FOV yang divisulisasikan dari gambaran lateral kepala, meliputi anterior bola mata sampai dengan posterior dorsum sella. Scan range yang digunakan adalah dengan irisan yang tipis untuk potongan coronal maupun potongan axial untuk meningkatkan kualitas gambar. Pada scan axial menggambarkan secara keseluruhan dari penebalan superior dari sinus maksilaris yang melalui superior orbita rim.

Sedangkan menurut Springer (1996), pemeriksaan rutin untuk orbita dapat dilakukan dengan dua cara yaitu, dengan potongan axial dan potongan coronal, dengan slice thickness yang digunakan pada pemeriksaan CT Scan orbita tidak lebih dari 2 mm. Pemeriksaan CT Scan Orbita dapat digunakan untuk menentukan infraorbital foreign body dan untuk evaluasi dari trauma.
Slice thickness yang tipis (3 mm) lebih disukai untuk menggambarkan potongan axila dan coronal dari orbita, hal ini karena dapat memberikan penilaian dari lessi soft tissue dan dapat membantu untuk melihat batasan dari dinding tulang orbita. Beberapa institusi menggunakan slice thickness 1 mm pada scanning axial, kemudian mereformat untuk menghasilkan gambaran coronal atau sagital. Teknik reformat berguna ketika gambaran coronal tidak dapat dilakukan, namun kualitas gambaran reformat memiliki mutu yang lebih rendah dibandingkan dengan direct image (Seeram, 2001).
Pada klinis tumor/ infeksi scanning potongan axial 3-5 mm dari dinding inferior hingga dinding superior cavum orbita, sudut sejajar dengan nervus opticus atau menggunakan garis infraorbito meatal line, tanpa dan dengan kontras. Selanjutna dibuat potongan coronal 3-5 mm mencakup seluruh cavum orbita (www.radiografer.net, 2008).
Indikasi pemeriksaan CT Orbita (Jaengsri, 2004)
Kelainan struktur dari orbita, sisi dari orbita, trauma, benda asing.

Persiapan Pasien
Infomasikan mengenai prosedur pemeriksaan kepada pasien, pasien dianjurkan untuk puasa makan dan minum jika dalam pemeriksaan memerlukan injeksi media kontras.

Posisi Pasien
Atur posisi pasien dalam keadaan supine pada scanning axial, head first. Tempatkan kepala pada head holder, dagu fleksi dengan nyaman ke arah dada sehingga OML (Orbito Meatal Line) tegak lurus untuk scan axial dan supine atau prone pada scanning coronal dengan kepala dan leher ekstensi dan mengganjal pada holder.

Scannogram
Scannogram dapat dibuat antero posterior (AP) maupun lateral. Scannogram pada proyeksi AP akan dapat mengevaluasi apakah posisi objek sudah lurus dan berada di pertengahan. Sedangkan scannogram lateral bermanfaat untuk menentukan penyudutan gantry (Neseth, 2000).
   


Gambar 7. Scannogram CT Scan Orbita potongan axial dan coronal (Neseth, 2000)




Parameter Scanning Orbita
§  Volume investigasi            : 0,5 cm dari batas bawah sampai 0,5 cm batas atas rongga orbita.
§  Slice Thickness                 : 2 mm        
§  Pitch                                  : spiral atau pitch = 1,0
§  FOV                                   :dimensi kepala (24 cm) ; pengurangan FOV penting pada evaluasi patologi
§  Ganty tilt                            : -6° sampai -10° dari OML atau paralel dengan nerve optic   pada scanning axial ; mengikuti posisi pasien pada scanning coronal.
§  kVp                                    : standar
§  mAs                                   : konsisten menyesuaikan kualitas image yang dihasilkan
§  Rekonstruksi algorithma    : high resolution atau standar
§  ww                                     : 140 -300 HU (soft tissue)
o   2000 – 3000 HU (bone)
o   kurang lebih 4000 HU (khusus window orbita)
§  wl                                       : 30 – 40 HU (soft tissue)
o   200 – 400 HU (bone)
o   kurang lebih 0 HU (khusus window orbita)



Tidak ada komentar: