Selasa, 09 Maret 2010

CT-SCAN

Pengenalan
dan Perkembangan CT-scan


   Bentuk Fisik CT Scan TCT-900S
 
  Sepesifikasi Alat :
                                Nama Pesawat       : CT - Scan
                                Merk                     : TOSHIBA
                                Type                      : TCT-900S
                                Nomor Seri            : 2B201-104E*I
                                Tegangan Input       : 380 V
                                Frekuensi                : 50 Hz
 
FUNGSI ALAT
Computed Tomography Scanning (CT Scan) adalah suatu peralatan radiologi yang dapat digunakan untuk menampilkan dan mengalokasikan suatu objek yang akan di diagnosis keadaannya dengan cara menggunakan teknik pemeriksaan tomografi untuk menghasilkan gambaran-gambaran objek yang berupa potongan-potongan tubuh secara axial dengan menggunakan prinsip kerja tomografi yang dilengkapi sistem komputer sebagai media pengolahan data-data software dan recontruksi gambar objek.


PRINSIP DASAR
Computed Tomography Scanner (CT Scanner) yang juga dikenal dengan nama Computerized Axial Tomography (CAT), Computerized Aided Tomography (CAT), Computerized Transverse Axial Tomography (CTAT), Recontructive Tomography (RT) dan Computed Transmission Tomography (CTT) merupakan teknik pengambilan gambar dari suatu obyek secara ‘sectional axial’ dimana berkas sinar mengitari obyek. Adapun sinar-x yang mengalami antenuasi, setelah menembus obyek diteruskan ke detector, dan oleh Photomultiplier Tube sinar-x tersebut dirubah dalam bentuk signal-signal listrik, kemudian ‘DAS’ melakukan pengolahan data dalam bentuk data-data digital.

Data-data inilah yang merupakan informasi computer dan secara computerized direkontruksikan dan hasil rekontruksi tersebut ditampilkan pada layer TV Monitor berupa irisan tomography dari obyek yang dikehendaki yaitu dalam bentuk ‘gray scale image’ yaitu suatu skala dari hitam ke putih. Pada CT Scanner mempunyai koefisien atenuasi linear yang mutlak dari suatu jaringan yang diamati, yaitu berupa CT Number, tulang memiliki nilai besaran CT Number yang tertinggi yaitu sebesar 1000 HU, udara mempunyai nilai yang terendah yaitu -1000 HU. Sebagai standar, digunakan air yang mempunyai nilai 0 (nol) HU.
Nilai diatas merupakan nilai pada pesawat CT yang memiliki faktor pembesaran kostan 1000. untuk memperjelas suatu struktur yang satu dengan struktur yang lainnya yang mempunyai nilai perbedaan koefisien antenuasi kurang dari 10 % maka dapat digunakan window width untuk memperoleh rentang yang lebih luas.




PESAWAT CT – SCAN


PERKEMBANGAN CT - SCAN 

1. Generasi I
Pesawat CT Scan pertama kali dirancang bangun pada tahun 1971 atas dasar tindak lanjut ide teori Dr. Hounsfield dengan prinsip kerja pesawat teknik tomografi. Dimana lingkup kerja pesawat CT Scan hanya terbatas pada pengambilan gambar-gambar diagnosa kepala secara scanner, sehingga pesawat CT Scan waktu itu disebut CT Head Scanner.

Ciri-ciri CT Scan generasi pertama diantaranya :
  • - X-ray tube yang digunakan masih menghasilkan pencil beam.
  • - Detector yang digunakan single detector untuk mendapatkan gambaran per-slicenya.
  • - Pixel yang dihasilkan dalam bentuk pixel recon matrix memiliki ukuran 80 x 80 pixel recon matrix, 13 mm slice thickness 33 mA, 120 KV.
  • - Scanning time yang bisa dilakukan pesawat adalah 4 s/d 5 menit.
  • - Kerja x-ray tube secara continous radiation.
  • - Proyeksi gambar scanning secara paralel untuk tiap kali rotasi.
  • - Prinsip kerja pesawat menggunakan prinsip kerja teknik tomografi
  • -secara translation dan rotation yang bergantian dan berlainan arah
  • -antara x-ray tube dengan detector.
  • -secara translation dan rotation yang bergantian dan berlainan arah 
  • -antara x-ray tube dengan detector.
  • -Perintis   :  EMI, London, 1977
  • -X-ray      :  pencil beam
  • -Gerakan :  translate – rotate
  • -Detektor :  single detector
  • -Rotasi    :  180 derajat
  • -Waktu    :  4,5 – 5,5 menit / scan slice
  • -App        :  head scanner
  •  

2. Generasi II 

CT Scan generasi kedua muncul pada tahun 1975, dimana pesawat CT Scan II merupakan evolution CT Scan generasi pertama, pada pesawat CT Scan II mempunyai fasilitas komponen yang lebih lengkap, terutama dalam pemakaian komponen detector. Pada CT Scan II, sistem detector yang dipakai adalah multidetector, sehingga sensitifitas pesawat tersebut terhadap berkas radiasi x-ray yang terpancar dari sumber sinar-x lebih tinggi jika dibandingkan dengan pesawat CT Scan yang menggunakan single detector.

CT Scan generasi kedua juga memiliki ciri-ciri khusus diantaranya :
  • X-ray tube yang digunakan dapat menghasilkan fan beam.
  • Banyaknya detector yang dipakai biasanya lebih dari 30 detector.
  • Lama waktu Scanning ± 20 s/d 90 second.
  • Menghasilkan x-ray secara continous radiation.
  • Sudah bisa digunakan untuk Scan hampir seluruh tubuh.



3. Generasi III

Berdasarkan hasil rekontruksi gambaran diagnosa yang dihasilkan, CT Scan III mampu menampilkan tampilan gambaran diagnostik suatu objek dengan kemampuan resolusi yang lebih baik daripada gambaran diagnostik yang dihasilkan pada generasi CT Scan sebelumnya. CT Scan III muncul sekitar tahun 1977 setelah CT Scan II muncul. Kemunculan pesawat CT Scan III merupakan imbas dari kemajuan teknologi komputer dalam merekontruksi gambar-gambar medik dengan resolusi citra yang baik. Hal ini ditandai dengan semakin kompleksnya sistem pesawat pada CT Scan III. Sehingga pencitraan medik pada gambaran diagnostik tampak lebih sempurna.

CT Scan III mempunyai ciri-ciri khusus sebagai berikut :

  • Sinar-x yang dihasilkan oleh x-ray tube adalah fan beam geometri.
  • Detector yang digunakan sebagai pendeteksi sinyal radiasi x-ray lebih banyak daripada CT Scan I dan II, yakni jumlahnya sebanyak 380 s/d 768 element.
  • Dapat menghasilkan sinar-x yang bersifat pulsed radiation atau continous radiation (tergantung dari rancangan pesawat tersebut).
  • Sistem pergerakkan kerja rotanx dan detector tidak secara linier, melainkan secara rotasi dengan kecepatan tinggi (high speed).
  • Exposure time yang relatif cepat ± 500 ms (Somatom Plus 4, Siemens) s/d 1,4 second (Somatom DR Siemens).
  • Dapat digunakan untuk mendiagnosa seluruh tubuh.



4. Generasi IV
Pesawat CT Scan generasi IV muncul pada tahun 1977 setelah munulnya CT Scan III. Pesawat CT Scan IV merupakan suatu modifikasi dari CT Scan III. Karena semua cara kerja yang diaplikasikan pada pesawat CT Scan IV adalah dasar prinsip kerja pesawat CT Scan III. Meskipun berdasarkan kedetailan penyampaian informasi secara digital, CT Scan IV sedikit lebih akurat daripada CT Scan III. Hal ini disebabkan karena pada CT Scan IV dimodifikasi dengan stationary detector.


5. Generasi V

CT Scan V muncul tidak layaknya seperti CT Scan generasi sebelumnya. Pada CT Scan generasi I, II, III, dan IV hadir dengan prinsip aplikasi fungsional dan peranan x-ray sebagai media pembentuk gambaran diagnostik. Akan tetapi, pesawat CT Scan V muncul tanpa menggunakan peranan x-ray sebagai media untuk menampilkan tampilan diagnosa. Hal ini disebabkan karena pada CT Scan V menggunakan elektron gun sebagai pembangkit energi foton pengganti sinar-x.

KOMPONEN – KOMPONEN PADA CT - SCAN

1. Table dan Gantry
Table merupakan tempat posisi pasien untuk melakukan pemeriksaan, bentuk surya yang terbentuk dari Carbon graphite fiber yang mempunyai nilai penyerapannya rendah terhadap berkas sinar. Table pada CT dilengkapi sebuah cradle, meja control, serta indicator ketinggian meja.
Gantry adalah merupakan suatu tempat, didalamnya terdiri dari X-ray Tube, Filter, Collimator, Lampu indicator untuk sentrasi berupa sinar laser atau Infra Red dan DAS (Data Acquisition System). Pada gantry diperlengkapi data digital yang memberikan informasi tentang crandel, ketinggian meja dan kemiringan gantry.

a. Tabung Sinar X
Pada CT tabung sinar x yang mempunyai fungsi sebagai pembangkit sinar x harus memiliki karakteristk tertentu diantaranya:
  • Sangat dianjurkan penggunaan Anoda putar.
  • Menggunakan ukuran focal spot ukuran kecil 10,6 mm² - 1,2 mm².
  • Idealnya berkas radiasi bersifat monochromatic. Agar reklontruksi
  • gambaran lebih akurat dan mudah.
  • Anode Heat Strorage Capacity (700.000 HU-2000.000 HU).
  • Tahan terhadap goncangan/shock proof.
b. Collimator
Collimator pada Computer tomography terdiri dari dua buah yaitu:
i. Collimator pada X-ray tube, berfungsi:
  • Mengurangi dosis radiasi.
  • Pembatas luas lapangan penyinaran.
  • Memperkuat berkas sinar. 

ii. Collimator pada detector, berfungsi:
  • Penyearah radiasi menuju ke detector.
  • Pengontrolan radiasi hambur.
  • Menentukan ketebalan pada slice thickness/voxel. 

iii. Pixel width tidak ditentukan oleh collimator, tapi berhubungan dengan program computer.

c. DAS dan Detector
Sinar x setelah menembus objek diteruskan oleh detector yang selanjutnya dilakukan proses pengolahan data.
Secara garis Detector dan DAS berfungsi sebagai:

  • Menangakap sinar x yang telah menembus objek (sinar x yang telah teratenuasi).
  • Merubah sinar x dalam bentuk signal-signal elektronik.
  • Menguatkan signal-signal elektronik
  • Merubah electronic signal ke data-data digital.
Karakteristik Detektor :

  • Cost, harga detector merupakan alasan utama tentang mahalnya pesawat CT. semakin banyak jumlah detector harga pesawat semakin mahal. Jumlah detector pada CT berpengaruh terhadap kualitas gambaran yang dihasilkan.
  • Effeciency, berkas sinar cari objek 100% ditangkap oleh detector serta signal electron yang dihasilkan sesuai dengan berkas sinar yang diterima.
  • Stability, respon detector terhadap berkas sinar bersifat tetap dari satu scanning ke scanning berikutnya.
  • Resvonsive, lamanya waktu detector menerima berkas sinar dan mengolahnya dalam bentuk signal-signal electron.
2. X-ray Control

  • X-ray terdiri dari geneator sinar-X bertegangan tinggi/high voltage transformer, RARC (Rapid Accelerator Rotor Controller) dan X-ray tube indicator.
  • X-ray control ini berperan penting pada saat dilakukan pemanasan tabung sinar-X.
3. Computer
Computer, merupakan jantung dari semua instrument pada CT dan berfungsi untuk melakukan proses scanning, rekontruksi/pengolahan data, display gambaran serta menganalisa gambaran. Pada CT/T General Electric 8000 dan 8800 diperlengkapi suatu alat pembantu untuk proses rekontruksi gambaran yang dikenal dengan nama ARRAY PROCESSOR.

4. Disc Unit
Disc Unit, merupakan alat untuk memyimpan program hasil kerja dari computer ketika melakukan scanning, reconstruction dan display gambaran. Data yang tersimpan dapat berupa data mentah maupun data yang telah permanen

5. Magnetic Tape Unit
Magnetic Tape Unit, digunakan sebagai penyimpan data pasien pada suatu tape atau pita. MTU dapat diletakan pada Disc Unit sehingga data yang terdapat didalamnya sewaktu-waktu apabila diperlukan dapat dipanggil kembali. Tapi pada proses scanning MTU diletakan pada suatu BOX tersendiri, biasanya pada bagian bawah box tersebut diperlengkapi oleh alat yang disebut RAMTEX merupakan komponen komputeryang berperan penting dalam pen’display’an suatu gambaran.

6. Multiformat Camera
Multiformat Camera, digunakan untuk memperoleh gambaran permanent pada film roentgen (rontgenogram), dengan alat ini kita dapat memilih format 1-24 gambaran struktur/per slice gambaran CT pada suatu bidang film sesuaiyang kita kehendaki.

7. Operator Terminal
Operator Terminal, merupakan pusat dari semua kegiatan scanning, patient file manipulation, serta fungsi pengoperasian sistim secara umum(mengatur file pasien, memasukan data-data pasien, nama, umur,dll).

8. System Display Console (SDC)
System Display Console (SDC), digunakan untuk menampilkan suatu gambaran hasil scanning dan memanipulasinya sehingga memperoleh informasi yang diinginkan.

9. Operator Display Console (ODC)
Operator Display Console (ODC), merupakan kombinasi antara Operator Terminal dan SDC. Alat ini disampaing sebagai pusat kegiatan scanning juga dapat memanipulasi hasil gambaran sesuai yang kita kehendaki.

10. Peralatan 3-Dimensi Software/CSI-3D
Software ini dipergunakan untuk memperoleh gambaran dari obyek yang diinginkan berupa gambaran 3 dimensi.

Tidak ada komentar: